AMMN Bakal Ekspor Konsentrat Tembaga, Pemerintah Beri Kuota 400 Ribu Ton

Kamis, 30 Oktober 2025 | 11:33:45 WIB
AMMN Bakal Ekspor Konsentrat Tembaga, Pemerintah Beri Kuota 400 Ribu Ton

JAKARTA - PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) mendapat rekomendasi dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk mengekspor konsentrat tembaga sekitar 400.000 wet metric ton (wmt).

Ekspor ini direncanakan berlangsung selama enam bulan, sebagai respons atas kondisi kahar yang dialami smelter perusahaan.

Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM, Tri Winarno, menyatakan bahwa kuota ekspor tersebut merupakan langkah pemerintah untuk menjaga kelangsungan usaha perusahaan sekaligus memastikan pasokan komoditas tembaga tetap berjalan.

“[Kuota] 400-an [ribu ton], selama 6 bulan,” kata Tri Winarno.

Latar Belakang Permohonan Ekspor

Permohonan AMMN untuk relaksasi ekspor konsentrat tembaga diajukan setelah smelter perseroan menghentikan operasional sejak Juli 2025 akibat kerusakan pada unit flash converting furnace (FCF) dan sulfuric acid plant. Smelter ini dikelola oleh anak usaha AMMN, PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT).

Direktur Utama AMMN, Arief Widyawan Sidarto, menjelaskan bahwa penghentian operasional smelter merupakan kondisi kahar yang memungkinkan perusahaan mengajukan ekspor konsentrat sesuai Peraturan Menteri ESDM No. 6 Tahun 2025.

“Sejak akhir Juli 2025, kegiatan operasional fasilitas smelter AMNT terpaksa dihentikan sementara,” ungkap Arief.

Menurut aturan tersebut, pemegang Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) yang telah membangun smelter dapat mengajukan ekspor konsentrat jika terjadi keadaan kahar, seperti gangguan operasional fasilitas pengolahan.

Proses Koordinasi dan Persetujuan

Manajemen AMMN menyatakan terus berkoordinasi dengan pihak terkait agar proses pengajuan izin ekspor dapat segera diterbitkan. Namun, hingga kini Kementerian Perdagangan belum menerima rekomendasi resmi dari otoritas mineral dan batu bara.

Direktur Ekspor Produk Industri dan Pertambangan Kemendag, Andri Gilang Nugraha, menegaskan bahwa rekomendasi ekspor AMNT masih dalam proses di Kementerian ESDM.

“Kami masih menunggu rekomendasi resmi dari Kementerian ESDM. Hingga saat ini belum ada izin ekspor yang diterbitkan untuk PT Amman Mineral,” ujar Andri.

Sebelumnya, AMNT telah memperoleh izin ekspor konsentrat tembaga sebesar 587.330 wet metric ton (wmt) atau setara 534.000 dry metric ton (dmt) yang berlaku hingga 31 Desember 2024. Dengan adanya kuota baru, perusahaan diharapkan tetap bisa memenuhi target produksi dan menjaga kesinambungan rantai pasok tembaga.

Kapasitas Smelter dan Produksi

Smelter AMNT, yang berlokasi di Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat, memiliki kapasitas pengolahan 900.000 ton konsentrat tembaga per tahun. Target produksinya mencapai 220.000 ton katoda tembaga. Namun, pada tahap komisioning akhir Februari 2025, smelter baru beroperasi sekitar 48% dari kapasitas penuh.

Keberadaan smelter yang belum beroperasi maksimal menjadi alasan utama permohonan relaksasi ekspor. Dengan adanya rekomendasi ekspor 400.000 wmt selama enam bulan, AMMN diharapkan bisa menyeimbangkan antara produksi dan distribusi produk ke pasar domestik maupun internasional.

Dampak bagi Industri dan Pasar

Rekomendasi ekspor ini juga dianggap penting untuk menjaga stabilitas industri pertambangan nasional dan memastikan pasokan tembaga tetap mengalir ke pasar. Tri Winarno menyatakan bahwa pemerintah berupaya memberikan fleksibilitas bagi perusahaan dalam menghadapi kendala operasional, tanpa mengurangi pengawasan terhadap kepatuhan perusahaan terhadap regulasi.

Pihak manajemen AMMN berharap proses persetujuan izin ekspor dapat segera selesai, sehingga perusahaan bisa melanjutkan pengiriman konsentrat ke pasar internasional. Keputusan ini juga diharapkan memberi kepastian bagi investor dan menjaga reputasi perusahaan di kancah global.

“Manajemen AMMN terus berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait agar proses pengajuan izin ekspor konsentrat dapat segera diterbitkan,” kata Arief.

Dengan adanya langkah ini, AMMN bisa tetap memenuhi target produksi, menjaga kelangsungan smelter, dan memastikan rantai pasok tembaga Indonesia tetap kompetitif di pasar global.

Terkini